Kala senja, dini dan fajar

Saat itu semua berubah.
Langit biru berhias awan putih tipis berubah hitam berhias sungai bintang, beberapa meteor melintas dan bulan bulat tapi hanya tampak seperti sabit.
Bukit kurfa indah berhias hijau, ungu, cokelat, hitam, putih, kuning dan merah, Dan merah muda berubah menjadi garis hitam bersiul.
Tanjakan menggemaskan tenggelam dalam hitam dan hampir tak terlihat.
Tetap Dingin sekaligus hangat air berselimut kabut tipis Berhias ikan gemulai menggoda.

Lalu fajar pun tiba,
Tak sadar tumbuhan hijau berhias kristal-kristal bening sedikit putih dan dingin, mencoba bermain dengan kaki dan tangan.
Menyengat dan harum udara kala itu.
Hangat tubuh berganti dengan getar dingin menusuk, rasa hingga mati indera peraba.

Sang mentari tak mau membiarkan tubuh ini membeku.
Ia cepat muncul dari bukit kurfa indah.
Dan semua kembali berwarna dan bertambah kilauan kristal dingin.

Ingin selalu bertatap dekat.
Ingin selalu mendekap erat.
Ingin selalu bercumbu hangat.
Ingin selalu menyapa ingat.

Sam Djo

No comments:

Post a Comment