Buku Kopi Air Hujan

Semua berlalu tanpa jeda koma.
Ya, terjadi begitu saja dan kadang terbaca.
Entah itu intuisi atau terbaca dengan logika.
Ada wajah penghianat, pemerkosa, penjilat, pembohong, bermuka dua.

Entah bagaimana menyikapinya.
Jaga jarak atau malah sebaliknya.
Lelah terasa terguna paksa.
Lembut memang pintanya.

Oh, Begitu indahnya dunia dengan segala keseimbangannya.
Begitu berliku jalan ini.
Begitu ramai akan antonim - antonim berbaris rata.
Sesekali terasa bosan dan gelisah, menghianati hati dan otak kiri.

Terbentur antara takdir dan logika.
Tergores beberapa manik indah dunia.
Trauma yang tercipta berdiri seakan menakuti.
Menghalang langkah tegar pasti.

Oh Sang Tunggal pemilik alam semesta.
Hamba tahu Engkau Sang Maha Kaya.
Hamba faham Engkau Sang Maha Penguasa.
Maka hamba-Mu ini menerima segala keputusan-Mu Wahai Tuhanku.

Tuhan Maha Cinta.