Setidaknya sudut ketidakmungkinan beberapa persen telah terkikis,
dan mata pena tidak lagi berkarat,
Senja kala itu bertabur bunga mengiris,
Busuk aroma pengkhianatan bertebaran menyengat.
.
Aku masih tidur dengan satu mata membuta,
Tidak lagi ngotot mencumbui lorong hitam,
dan pagi tidak lagi mengkhianati,
dan selokan tetap beraroma mulut tidak peduli pagi.
.
Sajak ini beraroma bunga pusaran di pojokkan pertokoan,
di sebelah buku catatan dan kotoran peliharaan,
di sela etalase berbinar dan lalat-lalat pasar yang sibuk menjilat sayapnya,
Wangi, di tengah kemunafikan.
Berkalang Duka
Sam Djo
About Me
Tulisan Populer
-
Aku berharap hujan datang, agar bersih jejak abu-abu. Tapi aku tidak ingin menghilangkan apa yang ada, Biar saja air hujan menyegarkan, mu...
-
Lama pena ini tak ditorehkan, Sejak masa transisi itu, Kini aku mulai menikmati dinamika ini, Dinamika kehidupan yang Tuhan berikan. San...
-
hei lihat ombak besar yang menghempaskan batu karang, aku tahu, ketika ku mengatakan rindu, engkau sebagai batu karang itu.
-
Biasanya ketika aku memunculkan gagasan baru aku ingin mendengar komentarmu, tapi kali ini aku tidak ingin mendengar komentarmu, karena aku ...
-
Memang sendiri itu perlu. Bahkan riuh berisik pun terasa sendiri. Diam dan berkontemplasi sedalam palung. Ya, melelahkan! Karena terbiasa...
-
Yaa dan beberapa sisi lain baik terlewatkan. Beberapa sisi lain buruk selalu tertutup rapih. Terungkap setelah berlalu dan hampir tenggela...
-
Senja kini tak lagi istimewa kecuali bagiku untuk bunda, Dan kamu tau, senja adalah rasa rindu, Kini aku lebih suka dini hari dan pagi, ka...
-
Biarkan saja pelangi - pelangi itu, meraka sangat setia menunggu matahari, meskipun mereka sirna ketika matahari muncul sempurna. Atau tu...
-
Aku hanya ingin bercerita tentang kehidupan berumah tanggaku, entah aku kurang beruntung atau aku memang kurang kaya, haha. Istriku menuntut...
-
Dalam bahasa Jawa, angka 11 tidak disebut sebagai 'sepuluh siji', 12 bukan 'sepuluh loro', 13 bukan 'sepuluh telu'...

No comments:
Post a Comment