Berkalang Duka

Setidaknya sudut ketidakmungkinan beberapa persen telah terkikis,
dan mata pena tidak lagi berkarat,
Senja kala itu bertabur bunga mengiris,
Busuk aroma pengkhianatan bertebaran menyengat.
.
Aku masih tidur dengan satu mata membuta,
Tidak lagi ngotot mencumbui lorong hitam,
dan pagi tidak lagi mengkhianati,
dan selokan tetap beraroma mulut tidak peduli pagi.
.
Sajak ini beraroma bunga pusaran di pojokkan pertokoan,
di sebelah buku catatan dan kotoran peliharaan,
di sela etalase berbinar dan lalat-lalat pasar yang sibuk menjilat sayapnya,
Wangi, di tengah kemunafikan.

Sam Djo

No comments:

Post a Comment