Sebelum mata pena berkarat.
Hingga darah mengering.
Hingga tubuh terbaring.
Hingga tertidur dengan mata membuta. Pedang kalam pun terhunus menantang matahari menghianati.
Matahari.
Dikebiri matahari pagi.
Tajam menghujam hati.
Kemungkinan kini adalah memperbesar kemungkinan.
Hingga setiap orang yang kami temui tidak menemukan satu sudut ketidak mungkinan.
Oh zahraku.
Engkau biarkan pedang kalam terhunus sebelum mata kami membuta?
No comments:
Post a Comment